... entah, taklah aku ada kecuali untuk kau dan mungkin kita tak akan pernah saling sentuh. Aku kagum terhadapmu melebihi dari yang seharusnya.
Ketika bayanganmu ada yang kutahu hanya ingin lebih jauh untuk mengenalmu hingga bisa kusentuh rambutmu lalu biarkan waktu berlalu bersama suara detak jantungmu.
Aku tahu benar tidak mungkin kecuali kau dan aku hanya menggelapkan langit.
Jangan kau tanya sampai kapan menyia-nyiakan waktu.
Selembar kertas hasil tulisan tangan Urip yang sedang Kojin baca untuk memahami kemana arah pemikiran Urip tertiup angin yang disetai gerimis.
Andika membuang nafas panjang lalu beranjak dan mendekati Beng yang sedari tadi sibuk menyiapkan kayu bakar sebelum malam benar- benar gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar