Lehar membuang puntung rokok lalu menginjak untuk memastikan bara rokok benar-benar mati.
"Aku telah pernah meninggalkannya agar dia bisa dengan yang lain. Setiap kali aku merindu aku hanya mengintip dari jauh untuk memastikan dia tetap baik-baik sambil berharap dia bisa menemukan yang lain.
Waktu berlalu, setiap kali aku rindu maka aku selalu menelan lagi rinduku padanya. Selalu membayang saat dia tersenyum atau marah padaku dan kini yang ada jelas tidak berjalan dengan baik" ujar Urip, entah pada siapa dia berkeluh.
"Benar kata Salma. Untuk apa kau kembali. Bukankah kau tidak mungkin bersamanya. Lalu untuk apa?
Setelah sekian lama kau menghilang apa kau berharap semua masih sama seperti yang dulu.
Aku rasa tidak akan" timpal Lehar
"Ya benar. Tidak akan sama dan aku tahu.
Tapi kenapa tidak kau biarkan aku sekedar ingin mendengar dia marah atau menamparku? Dan itu rasa yang masih sama"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar