Logis jika sesuatu itu memiliki urutan yang jelas hingga
bisa dianalogi dalam pola matematis.
misal ada pertanyaan buah dari pohon akan
jatuh ke ......
Kebanyakan orang akan menjawab ke tanah dan hanya sedikit
yang memberi jawaban lain, jawaban tergesa
yang sebenarnya hanya lebih pada kewajaran bahkan bisa dikatakan dominan
perasaan.
Tapi aku bisa mendapat jawaban lain ketika pertanyaan itu
aku ajukan kepada seorang anak tk. Dia menjawab buah jatuht di rumput. Ya karena anak itu memiliki pengalaman sudah
berapa kali melihat buah mangga di halaman belakang rumahnya tergeletak di
rerumputan.
Kemudian ada jawaban dari seorang kakek, dia menjawab
mustahil jatuh ke atas, karena pertanyaan yang terlalu mudah sehingga sang
kakek menganggap semua orang sudah pasti akan tahu jawabannya, namanya jatuh ya
sudah pasti ke bawah. Sang kakek
berusaha menunjukkan bahwa dirinya tidak perlu dibodohi dengan pertanyaan yang
setiap orang waras sudah pasti akan tahu jawabannya.
Maka sang kakek menjawab dengan jawaban yang paling sedikit
akan digunakan orang yang menurutku
lebih pada menunjukkan sang kakek ingin
tampak jelas bahwa dia dominan , walau jawaban itu sebenarnya lumrah jua.
Hal sederhana tapi bisa jadi rumit pun dengan adanya
pertanyaan itu terpancing logika untuk aktif mengurai kronologi untuk mendapat
lebih banyak lagi kemungkinan logis dari otak kreatif yang memiliki pola
aneh-aneh.
Barangkali seperti itu dulu. Kau yang sebenarnya mengajari
aku untuk memiliki asumsi yang cukup dari yang disebut kemungkinan. Kau yang
merubah Pandora yang seharusnya aku pahami sebagai obyek fiktif dan hanya cukup untuk dinikmati
dengan cukup lihat dengar jadi berubah
memiliki arti, memicu otak kreatif untuk
membentuk dimensi , menstimulasi logika
untuk menyusun satuan-satuan imposible pada urutan yang mungkin akan posible
atau mungkin sebaliknya.
Sekarang aku menyadari bila hidup bisa aku maknai sebagai question,
choise atau destinasi belaka rupanya akan tergantung posisiku untuk memaknai hidup.
Tergantung you like this one or the other, enjoy by your self. Mana saja boleh
asal you happy, toh gak ada
undang-undang negara, adat pun agama yang mengatur itu.
Ketika kau tanya tentang next level aku memang hampir tidak
bisa menjawab karena jawabannya ada pada apa yang sedang aku lakukan.
Kau dahulu yang mengajari aku menari, kau ajari aku apa itu
mantra dan sekarang aku telah benar-benar ada di panggung namun semua yang kau
ajarkan tiba-tiba lenyap, aku lupa mantra yang seharusnya aku baca. Aku
sendirian gugup dan gemetar berusaha mengingat- ingat apa yang seharusnya aku
lakukan tapi hanya ada wajahmu ketika tersenyum, ketika marah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar