Setelah dohor keduanya baru sampai di desa Tumbang Nusa. Diantara pohon tinggi menjulang tampak kediaman datu Yana yang sederhana, rumah kayu tanpa ada cat pewarna dan menggunakan atap daun rumbia, memang kebanyakan bangunan di desa itu sangat sederhana cenderung menggunakan bahan yang ada tersedia di hutan, mereka tak memiliki akses yang memadai untuk mendapat material bangunan rumah yang pabrikan seperti kehidupan perkotaan.
Langit mulai gelap, mungkin sebentar lagi hujan. Datu mempersilahkan kedua tamunya untuk minum kopi sebelum mendingin.
"Dunia maya yang ada di selular pintarmu itu sebenarnya juga nyata bukan benar-benar maya, hanya penyebutannya saja yang maya. Nyata karena dunia maya di kehidupan modern sangat mempengaruhi prilaku psikologis juga memiliki dampak sosial bahkan memiliki dampak pada kemajuan ekonomi juga politik pada dunia nyata. Bukankah kau bisa berbelanja barang yang nyata dari selular pintarmu itu. Bukankah itu nyata. Bukankah dunia usaha tidak bisa mengabaikan periklanan dari dunia maya.
Sama halnya dengan hubungan Arya dengan Dewi. Banyak orang menilai Dewi adalah kehidupan sebelah yang cenderung menyebar sesat. Dewi hanya maya.
Aku tahu sejauh mana hubungan Arya dengan kekasihnya yang ada di Belanda juga bagamana hubungan Arya dengan Dewi.
Arya menjalin hubungan degan perempuan melalui dunia maya tapi apa rasa cinta mereka juga maya. Aku rasa tidak. Aku rasa jika Arya atau perempuan itu mengatakan hubungan mereka sebenarnya tak nyata barangkali Arya atau perempuan itu harus memahami lagi perasaan mereka sendiri.
Jika mereka mengatakan tidak, seharusnya mereka juga menyertakan alasan mengapa diantara keduanya sedia meluangkan waktu untuk kebersamaan. Bukankah jika tidak seharusnya mereka sudah melupa sejak setelah pertemuan pertama mereka. Untuk apa hingga berlarut. Untuk mengenal lebih jauh. Untuk hal apa sehingga harus dikenal lebih jauh.
Maya bukanlah maya yang seperti orang dahulu kala pahami. Dunia maya sekarang ini berarti nyata" ujar datu.
Dimah menyelam dalam perasaannya sendiri. Entah mengapa dia seperti di sindir.
Langit mulai gelap, mungkin sebentar lagi hujan. Datu mempersilahkan kedua tamunya untuk minum kopi sebelum mendingin.
"Dunia maya yang ada di selular pintarmu itu sebenarnya juga nyata bukan benar-benar maya, hanya penyebutannya saja yang maya. Nyata karena dunia maya di kehidupan modern sangat mempengaruhi prilaku psikologis juga memiliki dampak sosial bahkan memiliki dampak pada kemajuan ekonomi juga politik pada dunia nyata. Bukankah kau bisa berbelanja barang yang nyata dari selular pintarmu itu. Bukankah itu nyata. Bukankah dunia usaha tidak bisa mengabaikan periklanan dari dunia maya.
Sama halnya dengan hubungan Arya dengan Dewi. Banyak orang menilai Dewi adalah kehidupan sebelah yang cenderung menyebar sesat. Dewi hanya maya.
Aku tahu sejauh mana hubungan Arya dengan kekasihnya yang ada di Belanda juga bagamana hubungan Arya dengan Dewi.
Arya menjalin hubungan degan perempuan melalui dunia maya tapi apa rasa cinta mereka juga maya. Aku rasa tidak. Aku rasa jika Arya atau perempuan itu mengatakan hubungan mereka sebenarnya tak nyata barangkali Arya atau perempuan itu harus memahami lagi perasaan mereka sendiri.
Jika mereka mengatakan tidak, seharusnya mereka juga menyertakan alasan mengapa diantara keduanya sedia meluangkan waktu untuk kebersamaan. Bukankah jika tidak seharusnya mereka sudah melupa sejak setelah pertemuan pertama mereka. Untuk apa hingga berlarut. Untuk mengenal lebih jauh. Untuk hal apa sehingga harus dikenal lebih jauh.
Maya bukanlah maya yang seperti orang dahulu kala pahami. Dunia maya sekarang ini berarti nyata" ujar datu.
Dimah menyelam dalam perasaannya sendiri. Entah mengapa dia seperti di sindir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar