"Maya ada tak tersentuh di awang. Awang ada di hayal, di angan. Hayal ada di kemampuan otakmu mengkonstrusi. Sekarang aku bertanya adakah belahan lain dari alam semesta ini. Kalau ada disebut apa semesta yang lain itu, ada dimana belahan itu.
Aku rasa tidak. Kalau dimensi lain mungkin ada dan aku rasa dimensi lain itu satu ruang dengan kita, memiliki waktu yang berlaku paralel dengan kita.
Tak beda dengan dirimu. Kau juga memiliki dimensi berlapis. Kau memiliki mayamu sendiri. Kau selalu memiliki ruang kosong untuk mencipta hayal, ruang yang tak akan pernah bisa penuh karena memang maya yang tak pernah memiliki wujud ruang apalagi batas. Ada tapi tak memiliki hingga.
Berawal dari angan manusia itu sendiri manusia memulai pembentukan segala yang ia perlukan dikehidupannya.
Maya nyata ada dan benar-benar nyata. Apa kau masih berpikir maya adalah dunia yang berbeda" ujar datu yang diakhiri dengan tersenyum tipis dan terasa lebih pada menyeringai.
Aku rasa tidak. Kalau dimensi lain mungkin ada dan aku rasa dimensi lain itu satu ruang dengan kita, memiliki waktu yang berlaku paralel dengan kita.
Tak beda dengan dirimu. Kau juga memiliki dimensi berlapis. Kau memiliki mayamu sendiri. Kau selalu memiliki ruang kosong untuk mencipta hayal, ruang yang tak akan pernah bisa penuh karena memang maya yang tak pernah memiliki wujud ruang apalagi batas. Ada tapi tak memiliki hingga.
Berawal dari angan manusia itu sendiri manusia memulai pembentukan segala yang ia perlukan dikehidupannya.
Maya nyata ada dan benar-benar nyata. Apa kau masih berpikir maya adalah dunia yang berbeda" ujar datu yang diakhiri dengan tersenyum tipis dan terasa lebih pada menyeringai.