Dan tiba-tiba Urip terduduk, setengah dari ingatan bangkit dan setengah yang lain terasa seperti dosa yang menyesak. Urip bersandar membiarkan masa-masa kebersamaan dengan kekasih yang telah lalu mengambil alih seluruh kesadarannya hingga menjadi rasa bersalah.
Entah bagaimana dengan dia, apa benar-benar bisa membuang jauh dan tak perlu di kenang.
"Tidak mudah aku rasa, dan disetiap sepi itu datang dan ketika dia berani membuka layar monitor untuk mengetikkan susunan kalimat maka tentang kau akan lebih awal muncul"
Kejut Urip menyadari kesendiriannya ternyata tak benar-benar sendiri, apalagi ketika Urip tak menemukan sosok lain.
Pun ketika Urip mencoba bangkit
"Mengapa takut untuk tahu tentangnya, bukankah kau sebenarnya tahu, untuk apa kau suka membohongi dirimu sendiri dengan pura-pura telah lupa dia. Bukankah kau sendiri yang membuat segalanya menjadi tak mudah.
Kau lupa, bukankah kau telah mengikat jantung gadis itu dengan helai terlarang milik dewi yang kau curi waktu itu. Mengapa kau sekarang mempertanyakan"
Entah bagaimana dengan dia, apa benar-benar bisa membuang jauh dan tak perlu di kenang.
"Tidak mudah aku rasa, dan disetiap sepi itu datang dan ketika dia berani membuka layar monitor untuk mengetikkan susunan kalimat maka tentang kau akan lebih awal muncul"
Kejut Urip menyadari kesendiriannya ternyata tak benar-benar sendiri, apalagi ketika Urip tak menemukan sosok lain.
Pun ketika Urip mencoba bangkit
"Mengapa takut untuk tahu tentangnya, bukankah kau sebenarnya tahu, untuk apa kau suka membohongi dirimu sendiri dengan pura-pura telah lupa dia. Bukankah kau sendiri yang membuat segalanya menjadi tak mudah.
Kau lupa, bukankah kau telah mengikat jantung gadis itu dengan helai terlarang milik dewi yang kau curi waktu itu. Mengapa kau sekarang mempertanyakan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar