"Halusinasi, halusinasi.." gumam Urip berusaha untuk lebih waras.
Kelelahan yang lebih rupanya telah menjadikan otak Urip kehilangan keseimbangan hingga timbul halusinasi. Urip bukanlah orang yang tangguh dan seberapa jauh dia berusaha untuk bisa lepas dari kelemahan itu maka selalu sama hasilnya. Gagal.
Entah mengapa begitu sulit hati diajak kompromi. Entah apa yang dipertahankan sehingga sangat sulit menerima kenyataan.
Hanya bisa membuang nafas, tak lebih.
Banyak hal tetang kehidupan yang telah perempuan itu ajarkan pada Urip namun ketika telah benar Urip sadar tentang arti kehidupan hingga dia berusaha untuk melakukan apa yang telah ia sadari itu justru ada hal menjadi sulit. Urip lupa jika ada hati yang telah terisi, ada hati yang telah saling terikat.
Untuk apa dipertahankan jika tak mungkin, apa benar semudah itu untuk hal yang berkaitan dengan hati sedang keduanya tahu apapun tindakan yang diambil hanya berujung pada menyakiti, pula keduanya sangat tak ingin menyakiti.
Kelelahan yang lebih rupanya telah menjadikan otak Urip kehilangan keseimbangan hingga timbul halusinasi. Urip bukanlah orang yang tangguh dan seberapa jauh dia berusaha untuk bisa lepas dari kelemahan itu maka selalu sama hasilnya. Gagal.
Entah mengapa begitu sulit hati diajak kompromi. Entah apa yang dipertahankan sehingga sangat sulit menerima kenyataan.
Hanya bisa membuang nafas, tak lebih.
Banyak hal tetang kehidupan yang telah perempuan itu ajarkan pada Urip namun ketika telah benar Urip sadar tentang arti kehidupan hingga dia berusaha untuk melakukan apa yang telah ia sadari itu justru ada hal menjadi sulit. Urip lupa jika ada hati yang telah terisi, ada hati yang telah saling terikat.
Untuk apa dipertahankan jika tak mungkin, apa benar semudah itu untuk hal yang berkaitan dengan hati sedang keduanya tahu apapun tindakan yang diambil hanya berujung pada menyakiti, pula keduanya sangat tak ingin menyakiti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar