Hapir tak pernah aku temukan cahaya ketika aku berusaha lari dari sisi gelap, malah pekat hitam aku dapat.
Tapi ketika iblis membuka perjanjian lama dan membacakannya untukku malah jalan yang lapang terang-benderang terbentang, justru lembut angin syurga sejuk menerpa. Ah...
Benar, bukankah setengah dari nafasku telah terikat lembut harum aroma tubuhmu.
Bukankah ketika aku diam justru alir darahku makin mematri lebih nyata tentang lebar senyummu.
Ah. Aku bersembunyi, aku takut.
Sangat takut, mengingatmu malah lebih pada membakar sayap lembutmu. Sedang ingatanku hanya tentangmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar