9.21.2015

Sorak

Dimah tak mengerti mengapa di tiap ujung dari arti penantian dan harapnya justru muncul laki-laki yang sungguh tidak pernah ia harapkan.
Mengapa laki-laki itu justru muncul dalam bayangan ketika sepi telah datang. Mengapa justru laki-laki itu yang memberi arti. Sedang jelas laki-laki itu tak mungkin untuknya.
Dimah selalu kehilangan sosok ketika dia membuang jauh-jauh laki-laki itu dari kehidupannya, sedang Dimah mengetahui jika laki-laki itu seharusnya tidaklah berarti.

Angin kencang melambaikan helai kain warna ungu yang terlilit di leher Dimah. Ilalang lebih asyik menari dan membiarkan Dimah yang larut dengan konfliknya sendiri pula Kojin yang tetap berdiri seperti patung. Atau mungkin  ilalang jua angin bersorak-sorai gempita melihat tingkah cucu-cucu Adam.
Waktu terus bergulir menyimpan semua kejadian menjadi kenangan untuk dirindukan yang tak akan pernah bisa diulang karena hidup terus melakukan perubahan.

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...