8.16.2015

Dimah

"Terkadang kita suka mencabik hati kita sendiri, barangkali karena ada sensasi sakit, tapi bukanlah benar-benar karena sakitnya itu. Ada sesuatu yang benar-benar harus diisi, disentuh atau meminta pengakuan, bahwa hati memang ada dengan benar dan memiliki peran besar dalam hidup manusia.
Terkadang pertanyaan dalam hidup yang memiliki jawaban seolah merupakan  bentuk kesempurnaan dan memiliki bentuk  kebahagian. Setiap setelah memecah persoalan  seolah selesai.
Bukan. Kau tidak akan pernah puas, tidak akan pernah mendapat apapun kecuali seperti rasa lapar yang selalu datang setiap sesaat setelah kau makan.
Urip ingkar dari hatinya, untuk apa?" ujar Kojin.
Sesaat Dimah terdiam berusaha mencerna ucapan Kojin. Dimah merasa jika dirinya juga tak beda dengan Urip yang tak lagi mampu berbuat lebih untuk hatinya sendiri. Dimah tak lagi pernah bisa berbagi ruang dengan orang yang dia sebut kekasih dan parahnya lagi Dimah tak pernah tahu kemana arah yang harus dipilih.
"Mengisi hati dengan luka?"

 

Tidak ada komentar:

Mengambil Gambar

Aku sempatkan mengambil gambar sederhana  pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...