"Bahkan sekarang yang kau tulis sangat jauh dari kehidupanmu, kau dalam kehidupan nyata sangat ringan melempar joke, kau suka bercanda, tawa sering lepas begitu saja.
Lelahmu sangat nampak di setiap apa yang kau tulis.
Hidup bukan lagi pilihan, itu yang sangat jelas nampak dari setiap kalimat, refleksi dari lelah yang tersimpan dan tak pernah kau bisa sampaikan.
Kemana nasib membawa?" ujar Urip sambil bersandar melepas lelahnya sendiri.
Urip terdiam, dia sendiri juga tampak lelah, entah apa beban yang di bawa dalam hidupnya.
Urip membuang pandang ketika rindu pulang telah mengisi seluruh perasaanya. Pulang itu adalah masa kecil, dimana beban tak pernah ada, hanya bahagia memenuhi mata, ketika senja telah tiba maka bunda sudah mendekap dengan sayangnya.
Urip ingin pulang tapi kemana.
Lelahmu sangat nampak di setiap apa yang kau tulis.
Hidup bukan lagi pilihan, itu yang sangat jelas nampak dari setiap kalimat, refleksi dari lelah yang tersimpan dan tak pernah kau bisa sampaikan.
Kemana nasib membawa?" ujar Urip sambil bersandar melepas lelahnya sendiri.
Urip terdiam, dia sendiri juga tampak lelah, entah apa beban yang di bawa dalam hidupnya.
Urip membuang pandang ketika rindu pulang telah mengisi seluruh perasaanya. Pulang itu adalah masa kecil, dimana beban tak pernah ada, hanya bahagia memenuhi mata, ketika senja telah tiba maka bunda sudah mendekap dengan sayangnya.
Urip ingin pulang tapi kemana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar