Angin barat membawa dingin, mendung hitam tampak berat, selembar kertas sketsa wajahnya yang tadi ada ditangan, aku biarkan terlepas terbang terbawa angin.
Aku dan dia hanya berdiri saling membisu menahan kecamuk, kalimat mungkin malah menambahkan berat. Mungkin aku dan dia sudah tak bisa membedakan antara benci, cinta atau rindu.
Seolah sama seperti awal jumpa, berjalan menyusur waktu tanpa aba-aba. Telah cukup waktu untuk saling mengerti, tapi tidak untuk memahami.
Angin makin dingin membawa daun berterbangan menari bersama rumput. Dia melangkahkan kaki meninggalkanku yang masih bisu, tak terjadi apa-apa, hanya saling mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar