Tak ingin beranjak, malas, tak tahu apa yang harus dilakukan kecuali memandangi selular yang justru ia benci.
Pikiran tak mau diam dan malah menyusun kebencian pun hati sesak menjadi dongkol.
Sedang perasaan seolah memilih ingkar dari apa yang ia mau.
"Urip aku salah sangka terhadapmu. Kusangka hangat yang aku dapat tapi malah asap yang makin pekat kudapat"
Salma tersenyum kecut menertawai kesalahan yang ia sendiri telah buat.
5.27.2017
Senyum Salma
5.23.2017
Pagi
Malam berlalu menyisakan kabut tipis dan dingin tapi jelas di ujung pepohonan yang tinggi menjulang tampak berkas sinar mentari kekuningan tanda tak lama lagi kabut akan berlalu.
Tak akan hilang dari nafas apa-apa yang kau ucap tadi malam sedang kita telah meninggalkan malam.
Pagi benar-benar telah tiba sedang kita harus menjaga kehidupan agar tetap berjalan seperti yang seharusnya.
"Beranjaklah aku masih malas sebentar lagi aku juga akan keladang"
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengambil Gambar
Aku sempatkan mengambil gambar sederhana pagi tadi. Sekedar rumput yang tumbuh di pinggir jalan. Aku gunakan lensa canon 55 - 250mm pula ap...
-
Segala kemampuan yang dimiliki Beng bukanlah berarti menjadikan sesuatunya bisa lebih mudah. Jantung Urip berdegub lebih kuat begitu meng...
-
Mungkin ada ruang di hati Dimah yang belum penuh oleh pemuas dan dari ruang hati yang masih kosong itu setengahnya terisi oleh tanyanya sen...
-
Tentu.., mengapa tidak.